Awal tahun 2020 merupakan awal yang sangat berat dialami oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh seluruh negara di dunia. Hal ini karena telah terjadi sebuah kejadian yang sangat luar biasa, yaitu adanya sebuah wabah yang sangat mematikan bagi manusia di duni.
Wabah ini pertama kali muncul di negeri China, tepatnya di propinsi Wuhan. Virus yang ditemukan menyerang pernafasan dengan gejala batuk, pilek, panas, dan sesak tenggorokan telah menelan korban yang sangat banyak. Tidak terkecuali di Indonesia.
Pada awalanya, di Indonesia kejadian itu "masih dianggap belum serius" baik oleh pemerintah maupun oleh sebagian kalangan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu sekitar tiga bulan terakhir, tepatnya di bulan Juni 2020, jumlah positif di dunia sudah mencapai jumlah yang sangat fantastis.
Di Indoensia sendiri jumlah korban positif dan meninggal terus bertambah setiap harinya, sehingga masih belum diketahui kapan wabah ini akan berhenti. Berikut tabel perkembangan covid di Indonesia.
Dengan segala cara dan kebijakan dilakukan pemerintah agar penyebaran covid-19 segela berakhir tetapi pada kenyataannya masih belum efektif memutus rantai penyebaran. Salah satunya dengan menerapkan "Lockdown" dan kemudian lebih dikenal dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Penerapan PSBB ini tentunya bertujuan untuk menghentikan laju penyebaran virus, tetapi ada dampak lain yang sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama para pelaku usaha, baik usaha perseorangan, kelompok bahkan usaha korporasi. Karena PSBB telah melakukan pembatasan pada setiap kegiatan ekonomi bagi masyarakat dan pengusaha, sehingga hal ini berdampak pada mobilitas pengiriman keluar masuk barang dan logistik.
Tidak terkecuali pelaku usaha kecil menengah (UMKM), mereka sangat merasakan dampak dari PSBB, salah satunya misalnya pelaku usaha service komputer, fotocopy, tukang ojek baik online/opang. Mereka merasa sangat dibatasi dan merasa was wasa untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
Akibat pembatasan tersebut, berpengaruh besar terhadap pemasukan masyarakat pelaku usaha sehingga tidak sedikit mereka yang bertumbangan akibat COVID-19 ini. Banyak diantara mereka yang gulung tikar, dan berhenti bekerja. Bahkan ada sebagian saudara kita yang bekerja di pabrik atau perusahaan terpaksa harus dirumahkan (PHK) karena perusahaan tidak bisa produksi dan tidak mampu membayar karyawan.
Kejadian di atas tersebut hampir semua orang mengalaminya di saat pandemi corona. Termasuk saya yang memiliki usaha jasa service dan penjualan laptop komputer di Jakarta, kami sesama pelaku usaha yang sama sangat merasakan dampaknya. Apalagi bagi kami yang tidak memiliki kompentensi yang memadai untuk bersaing dengan yang lain, pasti akan dengan mudah tumbang.
Tetapi dibalik itu semua ada satu hal yang membuat sebagian orang tetap survive, tetap berjuang semangat dan tidak menyerah dengan keadaan. Salah satunya apa yang kami lakukan yaitu mencoba usaha pembesaran ikan gurame. Kenapa bisa seperti itu? Ikan gurame merupakan ikan yang menjadi ikan favorit di negeri ini. Baik untuk dipelihara, apalagi untuk dikonsumi, tentunya semua orang sudah tahu semuanya.
Di saat pandemi sekarang yang belum berakhir (baru menuju new normal), kami berfikir keras bagaimana caranya mencari tambahan income agar kondisi ekonomi tetap jalan. Akhirnya diputuskan untuk memelihara ikan gurame. Asumsi perhitungan pembesaran ikan gurame sebagai berikut :
Modal Awal
1. Benih Ikan Gurame uk. silet 1.100 ekor x 2.000 = 2.200.000
2. Pakan untuk tahap awal 5 sak x 200.000 = 1.000.000
3. Perawatan Kolam sebelum ditebar benih = 1.000.000
4. Obat-obatan dan probiotik = 500.000
5. Biaya lain-lain = 500.000
Total = 5.200.000
Lokasi pembesaran : Ds. Pasirtamiang Landeuh
Desa Pasirtamiang
Kecamatan Cihaurbeuti
Kabupaten Ciamis
@Saung Abah Ompong
Jenis Kolam :
1. Bisa kolam beton
2. Kolam terpal
3. Kolam Tanah
4. Kolam kombinasi
Jenis Pakan :
1. Pakan alami ( Daun talas, daun sente, daun singkong, sayuran sisa dan lain-lain )
2. Pakan olahan ( Pelet ikan dan probiotik )
Dari modal di atas tentunya akan ada biaya lain yang akan timbul yaitu penambahan pakan ikan, karena menurut perkiraan pembesaran tersebut akan memakan waktku 10 - 12 bulan baru bisa dipanen.
Semoga apa yang kami lakukan dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi sobat semua di mana saja berada, intinya apapun keadaan kita saat ini, jangan menyerah! Tetap semangat tetap kreatif.
Salaammm.
Semoga covid segera berlalu... dan kita dapat hidup normal kembali. aamiin
Kang Asyur
0 komentar:
Posting Komentar